Pengertian Respon Peradangan, Fafositosis Dan Protein Antimikroba

Ilmusosial.info - Dalam artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai pertahanan yang terdapat di permukaan tubuh sebagai salah satu bentuk sistem pertahanan tubuh non spesifik. Selain itu, terdapat bentuk sistem pertahanan tubuh non spesifik lainnya pada tubuh manusia. Yakni ialah respon peradangan atau inflamasi, protein antimikrobia dan juga fagositosis. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian dari proses-proses yang telah disebutkan diatas:

1. Respon Peradangan atau Inflamasi

Inflamasi ialah merupakan suatu respon pada tubuh terhadap kerusakan jaringan, contohnya akibat terkena goresan ataupun benturan keras. Sedangkan proses inflasi ini ialah merupakan kumpulan dari empat gejala sekaligus yaitu antara lain dolor (nyeri), color (panas), rubor (kemarahan), dan juga tumor (bengkak).

Proses atau cara kerja dari inflamasi ini dapat dijelaskan melalui alur berikut ini:

• Jaringan yang mengalami luka disebabkan adanya kerusakan jaringan yang menyebabkan patogen dapat melewati pertahanan tubuh untuk menginfeksi sel-sel tubuh. Jaringan yang diinfeksi kemudian akan merangsang mastosit agar bisa mengeluarkan hisramin dan juga prostaglandin.
• Terjadinya pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan meningkatnya kecepatan aliran darah sehingga permaebilitas pembuluh darah meningkat. Dan daerah yang terinfeksi akan berubah menjadi berwarna kemerahan, panas, bengkak, serta terasa nyeri. Peningkatan aliran darah serta permaebilitas pembuluh darah akan memungkinkan terjadi berpindahnya sel fagosit menuju jaringan yang diinfeksi.
• Sel-sel fagosit lalu akan memakan patogen.

Sedangkan inflamasi sendiri berguna untuk mencegah infeksi yang menyebar menuju jaringan lain dan juga mempercepat proses penyembuhan. Reaksi ini pun akan berguna sebagai pertanda jika terdapat bahaya dan sebagai perintah supaya sel darah putih (neutrofil dan monosit) melakukan fagositosis terhadap mikroba yang telah menginfeksi tubuh.

2. Fagositosis
Fagositosis ialah sebuah mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan jalan mikroba/partikel asing. Dan sel fagosit ini terdiri atas dua jenis sel, yaitu ialah fagosit mononuklaer dan polimorfonuklear. 

Contoh dari fagosit mononuklear ialah monosit. Manosit terdapat pada darah yang jika bermigrasi ke jaringan akan bertugas sebagai makrofag. Contoh fagosit polimorfonuklear ialah granulosit, yaitu eosinofil, neutrofil, besofil, dan juga Cell mast(mastosit). Sel-sel fagosit tersebut akan bekerja sama setelah mendapat tanda kimiawi dari jaringan yang terinfeksi patogen.

3. Protein Antimikroba
Salah satu protein yang bertugas dalam sistem pertahanan tubuh nonspesifik ialah protein komplemen. Protein komplemen tersebut akan memusnahkan bakteri penginfeksi dengan cara membentuk lubang di bagian dinding sel dan juga membran plasma bakteri itu. 

Hal tersebut akan menyebabkan ion-ion Ca2+ keluar dari sel bakteri. Sedangkan sementara hal ini terjadi, cairan dan garam-garam dari luar bakteri kemudian masuk kedalam sel bakteri. Dengan masuknya cairan dan juga garam akan menyebabkan sel bakteri hancur.

Sedangkan jenis protein lainnya yang bertugas dalam sistem pertahanam tubuh nonspesifik ialah interferon. Sedangkan interferon sendiri didapat dari sel-sel yang terinfeksi oleh virus. Dan senyawa ini dihasilkan ketika virus memasuki tubuh dengan tanpa melalui pembuluh darah, tetapi melainkan dengan melalui kulit dan juga selaput lendir. Interferon kemudian akan berkaitan dengan sel-sel yang tak terinfeksi. 

Dan sel-sel yang sudah berkaitan dengan interferon maka akan terbentuklah zat yang bisa mencegah replikasi virus. Maka dengan begitu serangan dari virus bisa dengan mudah dicegah.

Demikian penjelasan mengenai PENGERTIAN RESPON PERADANGAN, FAGOSITOSIS DAN PROTEIN ANTIMIKROBIA, semoga dapat bermanfaat.

Share this post