Peradaban Sungai Nil Di Mesir Paling Lengkap
Oktober 04, 2018
Add Comment
Peradaban Sungai Nil Di Mesir
Ilmusosial.info - Kali ini kami akan membahas tentang Peradaban Sungai Nil Di Mesir. Sungai Nil ialah sungai terpanjang di dunia yang berada di Negara Mesir. air mengalir sepanjang 6.650 kilometer dan bermuara di Laut Tengah. Sungai Nil juga disebut sebagai sumber kehidupan oleh orang-orang Mesir kuno dan telah memainkan peran penting dalam sejarah peradaban umat manusia.Bahkan ada yang mengatakan bahwa “Mesir ialah hadiah dari Sungai Nil”, yang dimana sungai nil letaknya sangat berpengaruh bagi masyarakat Mesir, dan tanpa sungai Nil mungkin peradaban megah Mesir Kuno tak pernah ada. Peradaban di Sungai Nil ini merupakan salah satu peradaban tertua yang di dalam sejarah, bahkan lebih tua dari beberapa peradaban tua di dunia antara lain Peradaban Yunani, Peradaban Mesopotamia,dan Peradaban Romawi Kuno. Untuk pembahasan lebih lengkapnya tentang Peradaban Sungai Nil Di Mesir silahkan anda simak berikut ini.
Peradaban Sungai Nil
Sungai Nil mengalir dari dua sumber yang terpisah yaitu Nil Putih dari Afrika Khatulistiwa, yang bersumber dari Gunung Kilimanjaro dan Nil Biru dari dataran tinggi Abyssinia. Dalam catatan Waterson dia adalah seorang Sejarawan yang mengungkapkan bahwa”Sungai Nil telah memainkan peranan penting dalam penciptaan peradaban Mesir, suatu proses yang dimulai sekitar lima juta tahun yang lalu ketika sungai mulai mengalir ke utara melewati Mesir”. bukan hanya melewati Mesir, sungai ini juga melewati Uganda, Ethiopia, dan Sudan.Peradaban manusia semakin meningkat di sepanjang tepian sungai dari abad ke 6.000 Sebelum Masehi. Sampai menciptakan peradaban sebagai bangsa pertama di dunia yang dapat dikenali. Karena Sungai Nil adalah sumber dari semua kehidupan, banyak mitos yang paling penting dari orang Mesir yang berkaitan dengan Sungai Nil, antara lain mengenai kisah Dewa Osiris dan Isis.
Lembah sungai Nil mempunyai tanah yang sangat subur, dimana setiap tahunya terjadi banjir yang membawa luapan lumpur yang menyebar hingga radius 15 hingga 50 kilometer disekitar aliran sungai. Sedangkan di sekitar lembah sungai Nil yang subur, terdapat juga gurun yang luas dan kering antara lain gurun Arabia di sebelah timur, Gurun Nubia di Sudan, dan Gurun Libya di Libya. Hal ini yang menyebabkan Sungai Nil menjadi sebuah berkat yang menciptakan kehidupan.
Dari Mitos masyarakat Mesir zaman dulu menyebutkan bahwa air dari sungai Nil adalah merupakan air mata dari Dewi Isis yang terus menangis yang mencari jenazah anaknya. Akan tetapi dari segi ilmiah, aliran sungai Nil disebabkan oleh geyser yang mencair di Gunung Kilimanjaro.
Lembah subur di Sungai Nil dimanfaatkan untuk pertanian yang dimana aliran sungai nil ini dibuat saluran irigasi dan dibuatkan bendungan-bendungan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil pertanian. Terkadang di area pertanian sekitar sungai Nil ditanami dengan gandum dan juga Jamawut.
Sungai Nil juga dimanfaatkan sebagai sarana transportasi untuk menuju negara-negara tetangga. Yang dimana untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitaran sungai Nil. Masyarakat Mesir kuno juga dapat menggunakan sungai nil untuk menjalin komunikasi dagang antar negara seperti Mesopotamia, Yunani, dan Funisia.Dari segi agama masyarakat Mesir menyembah Dewa Matahari, atau juga disebut Dewa Ra.
Sistem Kekuasaan Raja-Raja Mesir
Peradaban Sungai Nil yang selanjutnya adalah sistem kekuasaan dari raja-raja mesir. Kerajaan-kerajaan Mesir kuno ini berawal dari Nomen (desa) kecil yang berdiri pada pemerintahan tersendiri. hingga nomen-nomen tersebut terus berkembang sampai menjadi sebuah kota yang kemudian bersatu menjadi kerajaan Mesir Hulu dan Kerajaan Mesir Hilir. Pada tahun 3.400 SM, Menes adalah merupakan penguasa di salah satu kerjaan di Mesir berhasil menyatukan kerajaan di Mesir, sehingga menjadi satu kerajaan yang sangat besar.Raja-Raja Mesir disebut sebagai Pharao yang artinya adalah Fir’aun, dimana Fir’aun dianggap sebagai dewa putera dari Dewa Osiris yang berkuasa secara mutlak atas segala pemerintahan termasuk militer, agama, dan urusan sipil. Setiap rakyat yang tinggal di kerajaan yang diperintah Fir’aun, mereka harus membayar pajak kepada Fir’aun. Fir’aun juga yang menentukan pengadilan dan pembuat Undang-undang. Untuk menentukan pajak, Fir’aun memerintahkan mereka untuk melakukan sensus termasuk tanah dan juga jumlah ternak yang dimiliki penduduk Mesir kuno.
Dalam sistem pemerintahan, terdapat 2 pejabat yang diangkat sebagai raja bawahan (vassal) yaitu yang memerintah di Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Vasal Mesir Hilir berkedudukan di Thebe, sedangkan Vassal Mesir Hulu terletak di Memphis. Pemerintahan Fir’aun saat itu sudah terorganisir dan maju.
Pemerintahan Mesir Kuno
Peradaban Sungai Nil selanjutnya ialah pemerintahan mesir kuno. Masa Pemerintahan Mesir Kuno itu terpecah menjadi 3 masa. Yang dimana kerajaan Tua Mesir, cikal bakal peradaban Mesir, ketika Menes berhasil menyatukan Mesir hulu dan mesir hilir dimana brlangsung dari tahun 3.100 SM sampai 2.134 SM, Masa kerajaan mesir tua ini terpecah belah karena adanya perang saudara yang berlarut-larut.Kerjaan Mesir Pertengahan berlangsung dari tahun 2.040 SM sampai 1.640 SM. Pada masa kerajaan mesir pertengahan, Negara mesir terpecah belah oleh serangan dari kerajaan-kerajaan di Timur Tengah. Dan masa kerajaan mesir Baru yang berlangsung dari 1.552 SM sampai 1.069 SM.
1. Kerajaan Mesir Tua
Ketika Mesir berhasil dipersatukan menjadi satu kerajaan yang besar dibawah pemerintahan menes. Menes Dijuluki Nesut-biti yang artinya adalah Mahkota kembar, yang dimana julukan itu disematkan karena menes telah berhasil menyatukan dua kerajaan besar di Mesir saat itu. Dan pada masa ini banyak dibangun nya Piramida, sehingga sering disebut dengan abad piramida. Beberapa Fir’aun yang populer pada zaman kerajaan mesir tua yaitu Menes, Cheops, Zoser, Makuere, dan Chefren.
Mesir Kuno pada masa ini Beribukota di Memphis, dan terbagi menjadi 42 wilayah administratif yang disebut dengan Nomes. Pada awal bergulirnya nomes, di setiap nomes dipimpin oleh seorang pejabat dengan masa kekuasaan dibatasi waktu, tapi seiring berjalanya waktu banyak pejabat yang secara permanen menetap dalam satu wilayah dan kemudian disebut Nomarch. Dan apabila Nomarch wafat maka akan diteruskan ke anak-anaknya.
Hingga pada akhirnya terjadi persaingan antar Nomarch, dan melemahkan pemerintahan pusat yang saat itu dipimpin oleh Firaun Pepi II. Masing-masing Nomarch mempunyai kepentingan ekonomi dan poitik tersendiri sehingga persengketaan ini berlangsung terus menerus dan menyebabkan terpecah belahnya peradaban Mesir Tua. Hingga sesudah Firaun Pepi meninggal keadaan semakin memburuk dan saat itulah masa kerajaan Mesir Tua benar-benar berakhir.
2. Kerajaan Mesir Pertengahan
Diawali dengan penaklukan raja Herakleopolis oleh Firaun Mentuhotep II. Yang dimana Mesir kembali dipersatukan dan mempunyai pusat pemerintahan di kota Thebe. Pemerintah Mentuhotep melakukan pembersihan kepada orang-orang yang menentangnya, dan mengangkat beberapa pejabat yang sudah menjadi kepercayaanya.
Pada era kerjaan mesir pada pertengahan juga terjadi perebutan kekuasaan. Yang dimana Fir’aun Mentuhotep IV berhasil digulingkan oleh Amenemhet. dan Pada masa pemerintahan Amenemhet I Ibukota kerajaan berpindah dari Thebe ke Itjawy yang terletak di dekat Memphis. Pada Era Kerajaan Mesir pertengahan mencapai puncak kejayaan yaitu pada masa Amenemhet I. Selain itu Fir’aun yang populer pada era kerajaan Mesir Pertengahan adalah Amenhemhet I, Senusret I dan juga Senusret III.
Pada saat itu Nomarch adalah yang menjadi awal kehancuran era kerajaan Mesir Tua masih berpengaruh cukup kuat. Sehingga pada saat pemerintahan Firaun Senusret III menghapuskan nomen-nomen yang ada dan Mesir dibagi menjadi 3 wilayah administratif yang disebut dengan Waret.
Akan tetapi pemerintahan era mesir pertengahan mulai melemah semenjak dipimpin nya Ratu Sobe-Neferu, dan munculnya persaingan jabatan. Hingga sampai akhirnya mesir kembali terpecah belah. Dan ini juga diperburuk dengan serangan dari bangsa-bangsa dari timur tengah. Sehingga pada akhirnya pemerintahan Mesir kuno dikendalikan oleh bangsa-bangsa dari timur tengah.
3. Kerajaan Mesir Baru
Era Kerjaan Mesir Baru bermula dari kekalahan bangsa Hykos yang dipimpin oleh Ahmosis. Ahmosis yang selanjutnya diangkat menjadi raja pertama era kerjaan Mesir Baru. Dan Kerajaan Mesir berhasil membangun aramada militer yang kuat. Dan pada era ini Mesir mengalami masa kejayaan dan melebihi di era-era sebelumnya. Mesir berhasil memperluas kerajaan nya hingga sampai ke Timur Tengah.
Berikut Beberapa Raja Mesir kuno di Era Kerajaan Mesir Baru :
- Ahmosis I, yaitu membawa Mesir pada era kerajaan Mesir Baru dengan mengusir kependudukan bangsa Hykoss dari tanah Mesir.
- Thutmosis I, yaitu dengan memperluas kerajaanya hingga ke Mesopotamia yang terkenal subur.
- Thutmosis III, pada masa pemerintahan Kerajaan Mesir baru mencapai puncak masa kejayaan. Dimana, Hatsepsut berhasil memperluas wilayahnya hingga ke Syiria, Nubia, Libya, Kreta dan Sicilia. Thutmosis III juga dijuluki sebagai Napoleon dari mesir karena tindakanya tersebut. Pada era Thutmosis III juga dibangunya beberapa kuil populer seperti Luxor dan Karnak.
- Imhotep IV, adalah Merupakan raja Mesir yang menyatakan dia hanyalah manusia biasa dan bukan dewa seperti pengungkapan Fir’aun-fir’aun sebelumnya. Imhotep IV juga berhasil memperkenalkan sistem kepercayaan monotheis, dimana hanya menyembah dewa Matahari yang saat itu disebut Dewa Aton yang berupa roh yang tidak berbentuk.
- Ramses II, yaitu Pernah memerintahkan untuk menghubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah, tapi upaya ramses II tidak berhasil. Ramses II juga membangun Ramesseum dan juga bangunan Abu Simbel yang juga salah satu situs peninggalan Mesir kuno yang populer sampai saat ini.
Mesir mengalami kemunduran setelah berakhirnya Masa pemerintahan Ramses II dan beberapa kerajaan taklukan mesir menyerbu masuk ke Mesir. . Pada tahun 1069 SM, Mesir benar-benar hancur dengan pemerintahany dikendalikan kerajaan-kerjaan asing, seperti Libya, Nubia. Pada tahun 670 SM Mesir berhasil di taklukan Assyria. Dan pada tahun 535 SM Mesir berada dibawah pemerintahan Persia.
Arsitektur Bangunan Mesir Kuno
Peradaban Mesir kuno banyak meninggalkan beberapa bangunan yang cukup populer seperti Piramida Giza, Sphink dan juga kuil-kuil peninggalan raja-raja Mesir kuno. Bangunan-bangunan peningalan mesir kuno memiliki penghitungan dan akurasi yang sangat baik meskipun dengan menggunakan peralatan sederhana dalam pembangunganya. Kebanyakan bangunan-bangunan yang masih tersisa hingga sekarang merupakan tempat-tempat religius dan menunjukkan kebesaran kekuasaan dari para Fir’aun yang terbuat dari batu.
- Piramida, merupakan bangunan dengan arsitektur berbentuk limas segi empat yang terbuat dari batu. Piramid merupakan makam dari Fir’aun dari era kerajaan mesir lama. Piramida-piramida yang terkenal adalah Poramida Giza yang digunakan untuk makam Firaun Khufu (Cheops), Chefren dan Makuere.
- Sphinx, Spink dipercaya sebagai perwujudan dari Dewa Re dan digunakan sebagai penjaga dari piramida. Sphinx merupakan arca dengan kepala manusia dan berbadan singa.
- Obelisk, Obeliks memiliki arsitektur bangunan seperti tugu persegi dengn ujung lancip seperti Pensil. Tugu ini digunakan untuk menyembah dewa re. Di tubuh obelisk terdapat huruf hieroglyph yang diperkirakan sebagai catatan-catatan penting pada masa itu.
- Kuil, Selain dewa matahari, Mesir Kuno juga dipercaya menyembah beberapa dewa, dan dibangunlah beberapa kuil seperti Kuil Dewa re era Mesir Kuno; Kuil Hatseput, Kuil Aten, Kuil Dewa Amun/Karnak, dan Kuil Medinet Habu. Dimana dari semua kuil tersebut terbuat dari batu dan terdapat beberapa arca dan tulisan Hieroglyph di dindingnya.
Mesir kuno adalah merupakan Peradaban Sungai Nil yang telah maju. Dapat dilihat dari arsitek bangunan yang presisi dan awet, sistem pemerintahan, sistem penulisan yang bisa kita telusuri dari beberapa peninggalan yang masih bertahan sampai sekarang.
0 Response to "Peradaban Sungai Nil Di Mesir Paling Lengkap"
Posting Komentar