-->

Penumpasan PKI

Penumpasan PKI yang ada di daerah jawa dan Jakarta yang pada saat itu sangat parah, cara perlawanan yang digunaka adalah dengan menggunakan kekuatan senjata. Karena keadaan pada saat itu sangat gawat, setelah G30S/PKI bergerak dijakarta pada tanggal 1 Oktober 1965 gerakan itu memulai aksinya di Jawa Tengah dengan diawali siaran di RRI Semarang. Dengan melalui G30S/PKI tersebut Assisten dari KODAM VII/Diponegoro KOlonel Suhirman mengumumkan dekungannya terhadap G30S/PKI yang ada di daerah Tingkat I Jawa Tengah. Artinya dengan seperti itu PKI berhasil menguasai markas KODAM VII/Diponegoro dan kemudian dijadikan markas mereka untuk melncarkan aksinya. Cara yang dilakukan oleh PKI bukan hanya itu saja, mereka membawa pasukan pendukung dari daerah Solo, Batalyon Kdibawah pimpinan Mayor KAdri dan dua kompi Batalyon D dari Salatiga pimpinan Mayor Supardi. Pasukan-pasukan seperti ini ditempatkan ditempat yang sangat strategis agar aksi yang dilakukan juga kancar, pasukan-pasukan itu ditempatkan didaerah Makodam agar tidak ketahuan. Letnan Kolonel Suprapto diperintahkan untuk mengadakan briefing di Solo. Namun ketika Pangdan VII/Diponegoro tidak berada di Semarang, Kolonel Suhirman mengumumkan berdirinya Dewan Revolusi dan Kolonel Usman mengambil alih pimpinan Kodam VII/Diponegoro

Penumpasan PKI yang ada di Solo
Penumpasan dilakukan pada tanggal 2 Oktober 1965 pasukan mulai bergerak pada pukul 05.00 WIB untuk membebaskan kota Semarang dengan kekuatan 2 pleton BTR (Bronero Transportasi), yaitu kendaraan yang mengangkut personel kavaleri pimpinan Letnan Kolonel Jassin Husein dan satu Batalyon Artileri Medan dengan tugas infantri. Setelah ada siaran RRI Jakarta, bahwa Jakarta telah berhasil dikuasai kembali oleh ABRI, sedangkan pasukan yang digunakan oleh G30S/PKI mulai tidak kompak. Kota Semarang berhasil dikuasai kembali oleh pasukan ABRI tanpa letupan senjata. Kolonel Suhirman, dkk melarikan diri keluar kota dikawal oleh dua kompi anggota Batalyon K pimpinan Mayor Kadri. Dua kompi anggota Batalyon K dan dua kompi Batalyon D dapat disadarkan kembali dan keterlibatannya dengan G30S/PKI. Pukul 10.00 WIB dan itu juga ( tanggal 2 Oktober 1965) Pangdam VII/Diponegoro memalui RRI mengumumkan bahwa Pangdam telah kembali mengenang pimpinan Kodam VII/Diponegoro.

Kota demi kota yang pernah dikuasai oleh PKI itu akhirnya bisa diambil alih kembali dan pada tanggal 5 Oktober 1965 garis komando Kodam VII/Diponegoro telah dipulihkan kembali. Sementara itu, operasi penumpasan G30S/PKI yang dilakukan diluar Jakarta dan Jawa Tengah cukup dilakukan dengan Operasi Teritorial. Operasi itu menangkapi tokoh-tokoh organisasi politik dan organisasi massa PKI. Pada daerah-daerah itu pendukung G30S/PKI belum sempat mengadakan gerakan perebutan kekuasaan, hanya di daerah Jawa Timur dan Bali timbul kekacauan dengan terjadinya pebculikan dan pembunuhan. Namun, dalam waktu singkat gerakan itu dapat dilumpuhkan. Dengan begitu, secara keseluruhan pemberontakan yang menamakan G30S/PKI yang ditenggarai didukung oleh PKI telah berhasil ditumpas. Bahkan PKI dinyatakan sebagai partai terlarang oleh pemerintah untuk berdiri di Negara Republik Indonesia ini.

0 Response to "Penumpasan PKI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel