Neuroglia : Pengertian Beserta Fungsi, Struktur Dan Jenis Sel Glia (Neuroglia) Lengkap Disini
Agustus 27, 2018
Add Comment
Ilmusosial.info - Neuroglia atau Sel Glia merupakan sel yang berfungsi sebagai pendukung kerja sel saraf. Sel glia ini menunjang sel saraf sehingga mampu mobilisasi fungsinya dengan baik. Sel glia ini mampu ditemukan pada proses saraf pusat dan juga proses saraf tepi, diperkirakan dalam otak manusia punyai kuantitas kira-kira 1/2 kuantitas sel saraf atau neuron.
Fungsi Sel Glia (Neuroglia)
Adapun kegunaan sel glia atau neuroglia, diantaranya yaitu:
Struktur dan Jenis Sel Glia (Neuroglia)
Secara umum, ada 4 (empat) tipe neuroglia dalam tubuh diantaranya yaitu:
1. Sel Glia yang Mendominasi Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang)
Mikroglia
Mikroglia merupakan tipe sel glia yang merupakan bagian berasal dari proses imun bagi proses saraf pusat. Mikroglia merupakan sel kecil yang beraksi sebagai fagosit, membersihkan komponen yang mampu mengancam proses saraf. Mikroglia akan terjadi proses inflamasi maupun proses degeneratif yang mempengaruhi proses saraf pusat. Mikroglia dibuat berasal dari jaringan sumsum tulang yang serupa dengan yang menghasilkan monosit. Selain sebagai sel imun, sel ini juga mengeluarkan berbagai aspek yang mampu merangsang pertumbuhan.
Oligodendrosit
Oligodendrosit adalah sel yang berperan untuk membentuk selubung mielin bagi proses saraf pusat. Oligodendrosit mampu dikatakan punyai kegunaan yang serupa dengan sel schwann yang ditemukan di proses saraf tepi. Oligodendrosit juga tidak punyai kapabilitas untuk regenerasi, sehingga rusaknya pada proses saraf pusat seringkali membawa dampak kecacatan permanen. Sel ini punyai substansi lemak yang mengelilingi serabut-serabut aksonnya.
Astrosit
“Astrosit” berasal berasal dari dua kata “astro” yang artinya bintang dan “sit” yang artinya sel. Sesuai dengan namanya, aritrosit adalah sel glia yang punyai bentuk layaknya bintang. Astrosit merupakan sel yang paling banyak di proses saraf pusat. Adapun kegunaan perlu sel astrosit, diantaranya:
Terdapat dua tipe astrosit, diantaranya yaitu:
a. Astrosit Protoplasma, yaitu astrosit yang lebih banyak ditemukan di substansia grise. Sel ini punyai tonjolan berasal dari sitoplasma yang menyebar berasal dari seluruh permukaan sel. Terkadang perluasan sitoplasma ini berakhir pada pembuluh darah kecil sehingga membentuk “perivascular feet”.
b. Astrosit Fibrosa, yaitu astrosit yang banyak ditemukan dalam substansia alba. Perbedaan tipe astrosit ini dengan astrosit protoplasmatis mampu diamati berasal dari tonjolan sitoplasma yang lebih panjang dan lurus. Dalam tonjolan berikut juga mampu ditemukan deskripsi filamen.
Sel Ependim
Sel Ependim melapisi bagian dalam rongga berisi cairan di SSP. Sel ependim adalah sel yang punyai silia, gerakan silia ini turut berperan dalam mengalirkan cairan serebrospinal di seluruh ventrikel otak. Sel ependim juga berfungsi sebagai prekursor bagi sel saraf bahwa otak dewasa punyai potensi lebih besar untuk memperbaiki bagian yang rusak daripada anggapan yang berlaku waktu ini. Selain itu, sel ependim juga berfungsi untuk melapisi dan melindungi medulla spinalis dan juga turut membentuk cairan serebrospinal.
2. Sel Glia yang mendominasi Sistem Saraf Tepi
Sel Schwann
Sel Schwann adalah tipe sel glia yang berfungsi sebagai pembentuk selumbung mielin saraf. Nama sel ini diberikan sesuai dengan nama penemunya yaitu Theodor Schwaan, ia merupakan seorang ilmuan berasal dari Jerman. Sel Schwaan memungkinkan terjadinya transduksi tanda elektrik berasal dari dendrit menuju akson. Pada proses saraf pusat, tugas berasal dari sel schwann ini dilaksanakan oleh sel oligodendrosit. Proses pembentukan selubung mielin di awali berasal dari penyatuan sitoplasma sel schwann yang membentuk gulungan. Fungsi selubung mielin yaitu untuk mempercepat laju dorongan menuju area tujuannya.
Fungsi Sel Glia (Neuroglia)
Adapun kegunaan sel glia atau neuroglia, diantaranya yaitu:
- Menyediakan nutrisi bagi sel saraf (Neuron)
- Mempertahankan keseimbangan tubuh
- Membentuk selumbung mielin sel saraf
- Berpartisipasi dalam transmisi tanda proses saraf
Struktur dan Jenis Sel Glia (Neuroglia)
Secara umum, ada 4 (empat) tipe neuroglia dalam tubuh diantaranya yaitu:
1. Sel Glia yang Mendominasi Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang)
Mikroglia
Mikroglia merupakan tipe sel glia yang merupakan bagian berasal dari proses imun bagi proses saraf pusat. Mikroglia merupakan sel kecil yang beraksi sebagai fagosit, membersihkan komponen yang mampu mengancam proses saraf. Mikroglia akan terjadi proses inflamasi maupun proses degeneratif yang mempengaruhi proses saraf pusat. Mikroglia dibuat berasal dari jaringan sumsum tulang yang serupa dengan yang menghasilkan monosit. Selain sebagai sel imun, sel ini juga mengeluarkan berbagai aspek yang mampu merangsang pertumbuhan.
Oligodendrosit
Oligodendrosit adalah sel yang berperan untuk membentuk selubung mielin bagi proses saraf pusat. Oligodendrosit mampu dikatakan punyai kegunaan yang serupa dengan sel schwann yang ditemukan di proses saraf tepi. Oligodendrosit juga tidak punyai kapabilitas untuk regenerasi, sehingga rusaknya pada proses saraf pusat seringkali membawa dampak kecacatan permanen. Sel ini punyai substansi lemak yang mengelilingi serabut-serabut aksonnya.
Astrosit
“Astrosit” berasal berasal dari dua kata “astro” yang artinya bintang dan “sit” yang artinya sel. Sesuai dengan namanya, aritrosit adalah sel glia yang punyai bentuk layaknya bintang. Astrosit merupakan sel yang paling banyak di proses saraf pusat. Adapun kegunaan perlu sel astrosit, diantaranya:
- Menyatukan antar neuron
- Perbaikan cedera otak
- Berperan dalam aktifitas neurotransmiter
Terdapat dua tipe astrosit, diantaranya yaitu:
a. Astrosit Protoplasma, yaitu astrosit yang lebih banyak ditemukan di substansia grise. Sel ini punyai tonjolan berasal dari sitoplasma yang menyebar berasal dari seluruh permukaan sel. Terkadang perluasan sitoplasma ini berakhir pada pembuluh darah kecil sehingga membentuk “perivascular feet”.
b. Astrosit Fibrosa, yaitu astrosit yang banyak ditemukan dalam substansia alba. Perbedaan tipe astrosit ini dengan astrosit protoplasmatis mampu diamati berasal dari tonjolan sitoplasma yang lebih panjang dan lurus. Dalam tonjolan berikut juga mampu ditemukan deskripsi filamen.
Sel Ependim
Sel Ependim melapisi bagian dalam rongga berisi cairan di SSP. Sel ependim adalah sel yang punyai silia, gerakan silia ini turut berperan dalam mengalirkan cairan serebrospinal di seluruh ventrikel otak. Sel ependim juga berfungsi sebagai prekursor bagi sel saraf bahwa otak dewasa punyai potensi lebih besar untuk memperbaiki bagian yang rusak daripada anggapan yang berlaku waktu ini. Selain itu, sel ependim juga berfungsi untuk melapisi dan melindungi medulla spinalis dan juga turut membentuk cairan serebrospinal.
2. Sel Glia yang mendominasi Sistem Saraf Tepi
Sel Schwann
Sel Schwann adalah tipe sel glia yang berfungsi sebagai pembentuk selumbung mielin saraf. Nama sel ini diberikan sesuai dengan nama penemunya yaitu Theodor Schwaan, ia merupakan seorang ilmuan berasal dari Jerman. Sel Schwaan memungkinkan terjadinya transduksi tanda elektrik berasal dari dendrit menuju akson. Pada proses saraf pusat, tugas berasal dari sel schwann ini dilaksanakan oleh sel oligodendrosit. Proses pembentukan selubung mielin di awali berasal dari penyatuan sitoplasma sel schwann yang membentuk gulungan. Fungsi selubung mielin yaitu untuk mempercepat laju dorongan menuju area tujuannya.
0 Response to "Neuroglia : Pengertian Beserta Fungsi, Struktur Dan Jenis Sel Glia (Neuroglia) Lengkap Disini"
Posting Komentar