-->

Konsep-konsep Evaluasi Lahan



1.      Lahan
Lahan digunakan sebagai media untuk memulai perencanaan. Setiap lahan mempunyai kapasitas yang berbeda-beda. Ada lahan yang bisa ditanami tamanan yang dapat berproduksi dengan kualitas terbaik. Ada lahan yang difungsikan sebagai jalanan, permukiman, kebun dan ada juga lahan yang tidak bisa ditanami karena kandungan tanahnya. Maka setiap lahan mempunyai kemampuan untuk keberlanjutan kedepannya.
Sumber : http://fytryany.blogspot.com/2013/04/evaluasi-lahan.html(Diakses Pada tanggal 7 Mei 2015 Pukul 19:00 WIB)
Lahan merupakan lingkungan yang komplek dimana terdiri dari iklim, relief, tanah, hidrologi, vegetasi, dan semua mahluk hidup yang berperan dalam penggunaannya. Oleh sebab itu evaluasi lahan merupakan penilaian terhadap keragaan (performance) dari lahan untuk berbagai tujuan penggunaan yang spesifik (FAO, 1976 dalam Hakim,2002).
Sumber : http://armiliaajigeographyeducation.blogspot.com/2014/04/pengertian-bentang-lahan.html(Diakses Pada tanggal 7 Mei 2015 Pukul 19:03 WIB)
Sys (1985) mengemukakan enam kelompok besar sumberdaya lahan yang paling penting bagi pertanian, yaitu :
1.      Iklim
2.      Relief dann formasi geologis,
3.      Tanah
4.      Air,
5.      Vegetasi, dan
6.      Anasir artifisial (buatan).
Sumber : http://pinterdw.blogspot.com/2012/01/pengertian-lahan.html(Diakses Pada tanggal 7 Mei 2015 Pukul 19:05 WIB)
2.      Medan
Fisiografi adalah deskripsi bentuklahan atau medan yang mencakup aspek fisik (abiotik) dari lahan (van Zuidam, 1979). Fisiografi adalah studi mengenai daratan (geomorfologi), atmosfer (meteorologi-klimatologi) dan laut (an) (Lobeck, 1939).
Sumber:http://purewhitehome.blogspot.com/2013/02/pendalaman-materi fisiografi.html (Diakses Pada tanggal 9 Mei 2015 Pukul 10:00 WIB)

3.      Satuan Medan
Satuan medan adalah kelompok medan yang menunjukkan bentuk atau komplek benyuk lahan yang sejenis dalam hubungannya dengan karakteristik medan dan komponen-komponen medan yang utama (van Zuidam 1979), satuan medan adalah bagian dari lahan yang mempunyai karekteristik yang spesifik.
Pembuatan peta satuan lahan dapat menggunakan pendekatan geomorfologi, yaitu dengan memperhatikan:
1.    Bentuk Lereng:Lereng atau kondisi topografi suatu wilayah merupakan hal yang penting dalam pembuatan peta satuan lahan. Kemiringan lereng dapat dihitung dari peta topografi. Besarnya indeks panjang dan kemiringan lereng dapat ditentukan dengan cara mmenghitung kerapatan garis kontur per saatuan panjang.
2.    Bentuk lahan: yaitu Informasi geomorfologis suatu daerah sangat penting untuk diketahui dan dipahami terutama kaitannya dengan permasalahan lingkungan yang pernah, sedang atau akan terjadi. Proses-proses geomorfologis yang mencakup proses endogenik dan eksogenik yang terjadi pada kala umur manusia dapat dipahami dan diinterpretasikan dari satuan-satuan bentuklahan yang menyusun suatu daerah. Analisis morfoometri, morfogenesis, morfokronologi dan morfoaransemen merupakan kunci dalam memahami proses-proses geomorfologi suatu daerah. Untuk itu, informasi geomorfologi ini sangat pening dalam penyuusunan dan pembuatan peta satuan lahan. Keadaan 
3.    Tanah: Faktor iklim dan organisme yang merupakan proses geomorfologi pada satuan bentuklahan tercermin pada proses pembentukan tanah. Proses geomorflogi merupakan hasil interaksi yang kompleks antara ikliim, organisme, batuan serta relief. Pemahaman yang komprehensif mengenai satuan tanah akan menggambarkan persebaran lahan yang ada di suatu daerah.
4.    Penggunaan lahan: Penggunaan lahan merepresentasikan campur tangan kegiatan manusia di lahan yang dapat mendegradasi ataupun mengagradasi suatu lahan. Untuk itu, informasi mengenai penggunaan lahan merupakan faktor penting dalam pembuatan satuan lahan.
Sumber:http://purewhitehome.blogspot.com/2013/02/pendalaman-materi-fisiografi.html( Diakses Pada tanggal 9 Mei 2015 Pukul 10:10 WIB)
4.      Evaluasi Medan
Dalam evaluasi lahan ada 2 macam pendekatan/ tingkatan yang dapat ditempuh mulai dari tahap konsultasi awal (initial consultation) sampai kepada klasifikasi kesesuaian lahan (FAO, 1976). Kedua pendekatan itu adalah:
1.       Pendekatan dua tahapan ( two stage Aproach) : Pendekatan dua tahap terdiri atas tahap pertama adalah evaluasi lahan secara fisik, dan tahap kedua evaluasi lahan secara ekonomi. Pendekatan tersebut biasanya digunakan dalam inventarisasi sumber daya lahan baik untuk tujuan perencanaan makro, maupun untuk studi pengujian potensi produksi (FAO, 1976).
2.       Pendekatan/evaluasi parallel (parallel approach):  Dalam pendekatan paralel kegiatan evaluasi lahan secara fisik dan ekonomi dilakukan bersamaan (paralel), atau dengan kata lain analisis ekonomi dan sosial dari jenis penggunaan lahan dilakukan secara serempak bersamaan dengan pengujian faktor-faktor fisik.
Dalam suatu evaluasi lahan digunakan berbagai parameter untuk menilainya yang disusun dalam suatu kualitas lahan dan karakteristik lahan.
Berikut adalah contoh mengenai kualitas lahan dan karakteristik lahan yang digunakan menurut CSR/FAO (1983).
a.       Temperatur :
Ø  Temperatur rata2
Ø   Elevasi
b.      Ketersediaan air
Ø  Curah hujan
Ø  Lama masa kering
Ø   Kelembaban udara
c.        Ketersediaan oksigen :
Ø  Drainase
d.      Media perakaran :
Ø  Drainase
Ø  Tekstur
Ø  Bahan kasar
Ø  Kedalaman tanah
Ø  Ketebalan gambut
e.        Toksisitas :
Ø  Alumunium
Ø   salinitas
Perosedur evaluasi 1 tingkat / parallel keuntungannya : Cara seperti ini umumnya menguntungkan untuk suatu acuan yang spesifik dalam kaitannya dengan proyek pengembangan lahan pada tingkat semi detil dan detil. Melalui pendekatan paralel ini diharapkan dapat memberi hasil yang lebih pasti dalam waktu yang singkat
prosedur evaluasi 2 tingkat keuntungannya : Klasifikasi terhadap lahan memiliki 2 data kesesuaian yaitu:
a.       Data tentang kesesuaian lahan untuk jenis penggunaan yang telah diseleksi sejak awal kegiatan survei, seperti untuk tegalan (arable land) atau sawah dan perkebunan.
b.      Data tentang analisis sosial ekonomi terhadap lahan yang di evaluasi. Dalam evaluasi 2 tingkan hasil dari evaluasi tahap pertama ini disajikan dalam bentuk laporan dan peta kemudian dijadikan subjek pada evaluasi tahap kedua yaitu digunakan sebagai dasar analisis aspek ekonomi dan sosialnya sehingga bukan hanya data tenatng lahan saja yang diperoleh tapi juga diperoleh data tentang aspek social budaya pada lahan tersebut.
Sumber:http://purewhitehome.blogspot.com/2013/02/pendalaman-materi-fisiografi.html(Diakses pada tanggal 8 Mei 2015 pukul 20:15 WIB)

5.      Bentang Lahan (Landscape)

Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris) atau landscap (Belanda) atau landschaft  (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 dalam Tim Fakultas Geografi UGM,1996. Untuk mengadakan analisis bentanglahan diperlukan suatu unit analisis yang lebih rinci. Dengan mengacu pada definisi bentang lahan tersebut. maka dapat dimengerti, bahwa unit analisis yang sesuai adalah unit bentuk lahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasi bentang            lahan selalu mendasarkan pada  kerangka      kerja bentuklahan. Berdasarkan pengertian bentang lahan seperti di atas, maka dapat diketahui, bahwa ada delapan anasir bentang lahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air, batuan, bentuklahan, flora, fauna, dan manusia .
Sumber : http://reskiayumagfira.blogspot.com/(Diakses pada tanggal 7 Mei 2015 pukul 20:35 WIB)

6.      Bentuk Lahan
Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi. Pada makalah ini akan dijelaskan kembali apa yang dimaksud dengan bentang lahan yang terbentuk berasal dari proses pelarutan.
Sumber : http://reskiayumagfira.blogspot.com/(Diakses pada tanggal 7 Mei 2015 pukul 20:55 WIB)

7.      Satuan Bentuk Lahan
Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya), bentuk lahan dapat dibedakan menjadi:
1.      Bentuk lahan asal struktural, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh struktur geologis, contohnya adalah pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan kubah dan sebagainya.
2.      Bentuk lahan asal vulkanik, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api, contohnya antara lain kerucut gunung api, kawah, kaldera, medan lava.
3.      Bentuk lahan asal denudasi, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses degradasi seperti erosi dan longsor, contohnya bkit sisa, peneplain, lahan rusak.
4.      Bentuk lahan asal fluvial, merupakan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas sungai, contohnya antara lain dataran banjir, tanggul alam, teras sungai. Karena sebagian besar sungai bermuara di laut maka sering terjadi bentuk lahan akibat kombinasi proses fluvial dan marine.
5.      Bentuk lahan asal marine, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses laut seperti tenaga gelombang, pasang dan arus. Contohnya gisik pantai (beach ridge), bura (spit), tombolo, laguna.
6.      Bentuk lahan asal glasial, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas gletser (gerakan massa es), contohnya adalah lembah menggantung (hanging valley), morena, drumlin.
7.      Bentuk lahan asal aeolin, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses angin, contohnya gumiuk pasir yang memiliki berbagai bentuk seperti barchan, parabolik, longitudinal, transversal,bintang.
8.      Bentuk lahan asal solusional (pelarutan), merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh pelarutan batuan. Banyak terdapat pada daerah kapur (karst), contohnya adalah kubah karst, dolina, uvala, polje, gua karst.
9.      Bentuk lahan asal organik, merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas organisme contohnya adalah terumbu karang dan pantai bakau.
10.  Bentuk lahan asal antropogenik merupakan bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia contohnya kota, pelabuhan.






Salah satu contoh gambar bentuk lahan asal vulkanik

8.      Kemampuan Lahan
Kemampuan lahan adalah kemampuan suatu lahan untuk digunakan sebagai usaha pertanian yang paling intensif yang termasuk juga tindakan pengelolaannya tanpa menyebabkan tanahnya menjadi rusak dalam jangka waktu yang terbatas. Lahan mempunyai kemampuan yang baik,memiliki sifat fisik dan kimia yang sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga akan mampu mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman secara optimal dan berkesinambungan.
Sumber : https://id.scribd.com/doc/223(Diakses Pada Tanggal 9 Mei 2015 Pukul 11:00 WIB)

9.      Klasifikasi Kemampuan Lahan
Klasifikasi kemampuan lahan (Land Capability Classification) adalah penilaian komponen-komponen lahan secara sistematik dan pengelompokkannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam rangka pembangunan lahan secara lestari. Klasifikasi kesesuaian lahan (Land Suitability Classification) adalah proses penilaian dan pengelompokkan lahan dalam arti kesesuaian relatif lahan atau kesesuaian absolut lahan bagi suatu pengunaan tertentu. Jadi kemampuan dipandang sebagai kapasitas lahan itu sendiri untuk tingkat penggunaan umum, sedangkan kesesuaian dipandang sebagai kenyataan adaptabilitas (kemungkinan penyesuaian) sebidang lahan bagi suatu macam penggunaan tertentu, sehingga sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang esensial antara kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Guna menentukan kemampuan lahan bagi suatu lokasi (lokasi permukiman misalnya), maka terhadap masing-masing bentuk lahan yang akan menjadi lahan permukiman tersebut perlu dilakukan pengamatan, pengujian, dan pengukuran terhadap beberapa parameter yang telah disebutkan pada awal bahasan ini, seperti kemiringan lereng, kerentanan terhadap banjir, gerak massa batuan, erosi, daya tumpu tanah, rombakkan batuan, dan ketidak-tersediaan air bersih (Martopo, 1987).
Sumber : https://parfikh.wordpress.com/kesesuaian-lahan/     (Diakses pada tanggal 9 Mei 2015 pukul 11:03 WIB)
Sistem USDA membagi lahan kedalam sejumlah kecil kategori yang diurut menurut jumlah dan intensitas faktor penghambat yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dari kategori tertinggi ke kategori terendah (kelas, sub-kelas, dan satuan pengelolaan). Kelas kemampuan berkisar dari kelas I dimana tanah tidak mempunyai penghambat utama bagi pertumbuhan tanaman, sampai kelas VIII dimana tanah mempunyai penghambat-penghambat yang sangat berat sehingga tidak memungkinkan penggunaannya untuk produksi tanaman-tanaman komersial.
Pengelompokkan tanah ke dalam satuan pengelolaan, sub-kelas dan kelas kemampuan dilakukan terutama berdasarkan kemampuan lahan tersebut untuk menghasilkan produksi tanaman umum dan tanaman makanan ternak tanpa kerusakan tanah di dalam periode waktu yang lama. Secara singkat, kemampuan pertanian didefinisikan dalam kaitan antara sifat lahan dan persyaratan untuk penggunaan tertentu dengan tujuan untuk memaksimalkan hasil tanaman secara lestari. Meskipun system ini dirancang untuk klasifikasi lahan detil di daerah yang telah berkembang namun system ini mempunyai beberapa keuntungan sehingga dapat juga digunakan pada penilaian permulaan secara umum pada daerah-daerah yang belum berkembang, dengan alasan-alasan sebagai berikut:
·         Pertama, karena system ini didasarkan atas evaluasi dari keadaan dan tingkat penghambat sifat-sifat fisik, maka system ini berguna untuk penilaian obyektif, penilaian perbandingan dan menghindarkan bias pengaruh subyektif bagi wilayah yang sedang diklasifikasikan.
·         Kedua, system ini hamper keseluruhannya didasarkan atas sifat-sifat fisik lahan, dan faktor ekonomis tidak dipertimbangkan kecuali dalam asumsi untuk tindakan pengelolaan tertentu yang digunakan.
·         Ketiga, system tersebut menunjukkan macam penggunaan lahan yang sesuai untuk lahan dengan faktor-faktor penghambat tertentu, sekaligus dengan tindakan pengelolaan yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi faktor penghambat tersebut.
Tabel Kerangka Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Sumber:http://dee-jieta.blogspot.com/2013/06/klasifikasi-kemampuan lahan.html ( Diakses Pada tanggal 7 Mei 2015 Pukul 20:00WIB)

10.  Kualitas Lahan
Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau attribute yang bersifat kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan ( performance) yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan (land characteristics ). Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan karakteristik lahan (FAO, 1976).
Sitorus (1985) menjelaskan ada empat kelompok kualitas lahan utama :
a.       Kualitas lahan ekologis yang berhubungan dengan kebutuhan tumbuhan seperti ketersediaan air, oksigen, unsur hara dan radiasi.
b.      Kualitas yang berhubungan dengan kualitas pengelolaan normal, seperti kemungkinan untuk mekanisasi pertanian.
c.       Kualitas yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan, seperti respon terhadap pemupukan, kemungkinan untuk irigasi dan lain-lain .
d.      Kualitas konservasi yang berhubungan dengan erosi.
Karakteristik lahan yang erat kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor utama, yaitu topografi, tanah dan iklim. Karakteristik lahan tersebut terutama topografi dan tanah) merupakan unsur pembentuk satuan peta tanah (Ritung,2003).  Topografi yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan adalah bentuk wilayah (relief) atau lereng dan ketinggian tempat di atas permukaan laut. Relief erat hubungannya dengan faktor pengelolaan lahan dan bahaya erosi. Sedangkan faktor ketinggian tempat di atas permukaan laut berkaitan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang berhubungan dengan temperatur udara dan radiasi matahari. Iklim sebagai salah satu faktor lingkungan fisik yang sangat penting dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bebrapa unsur iklim yang penting adalah curah hujan, suhu, dan kelembaban.
(Diaksespada tanggal 9 Mei 2015 Pukul 08:00 WIB)

11.  Survei Kemampuan Lahan
Proses mempelajari dan memetakan permukaan bumi dalam pola unit yang disebut tipe tanah (Fath,1996). Sedangkan menurut Hardjowigeno (1995) tujuan dari survei tanah adalah mengklasifikasi,menganalisis,dan memetakkan tanah dan mengelompokkan tanah-tanah yang hampir sama atau hampir sama sifatnya kedalam satuan peta secara singkat.
Sumber : http://eprints.uns.ac.id/7685/1/143861308201008401.pdf(Diakses Pda tanggal 9 Mei 2015 Pukul 08:30 WIB)
Survei termasuk kedalam uraian keseluruhan dari aktifitas dan proses, termasuk didalamnya adalah perumusan tujuan prosedur perencanaan,komplikasi data dan ekstraksi informasi dalam bentuk peta,laporan,dan sebagainya. Survei tanah dilakukan untuk menentukan tingkat kemampuan lahan secara keseluruhan sebagai bahan pemetan tanah dalam hubungan dengan penentuan klasifikasi tanah. Lahan-lahan yang sudah di survei di golongkan dalam kelas-kelas yang sesuai dengan kemampuannya berdasarkan faktor-faktor yang bersifat menghambat dalam pemnfaatan lahan tersebut terutama dalam bidang pertanian. Faktor-faktor yang menunjang adalah data-data mengenai sifat fisik,kimia,dan biologi tanah termasuk bentuk wilayah,iklim,dan lain-lain secara keseluruhan baik dari yang jelek sampai sangat baik. Faktor-faktor penghambat seperti sifat-sifat fisik,kimia,biologi tanah yang jelek, keadaan iklim yang tidak sesuai, bentuk wilayah berlereng dan berbukit-bukit,sering terjadi genangan air serta salinitas yang tinggi.



12.  Evaluasi Kemampuan Lahan
Evaluasi kemampuan lahan adalah penilain lahan secara sistematik dan pengelompokkannya kepada kategori berdasarkan sifat potensi dan penghambat penggunaan lahan secara lestari. Pengklasifikasian lahan dimaksudkan agar dalam pendayagunaan lahan yang digunakan sesuai dengan kemampuannya dan bagaimana menerapkan teknik konservasi tanah dan air yang sesuai dengan kemampuan lahan tersebut.
Sumber :http://ruangpertanian.blogspot.com/2014/11/evaluasi-kemampuan-lahan.html(Diakses Pada Tanggal 9 Mei 2015 Pukul 09:15 WIB)
Evaluasi kemampuan lahan pada dasarnya merupakan proses untuk menduga potensi sumber daya lahan untuk berbagai penggunaan. Adapun kerangka yang mendasar dari evaluasi sumber daya lahan adalah membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan tertentu dengan sifat sumber daya yang ada pada lahan tersebut (Sitorus,1983)

13.  Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan merepresentasikan campur tangan kegiatan manusia di lahan yang dapat mendegradasi ataupun mengagradasi suatu lahan. Untuk itu, informasi mengenai penggunaan lahan merupakan faktor penting dalam pembuatan satuan lahan.. Penggunaan lahan melibatkan manajemen dan modifikasi lingkungan alam atau padang gurun ke lingkungan dibangun seperti medan, padang rumput, dan permukiman. Ini juga telah didefinisikan sebagai "pengaturan, kegiatan dan masukan orang mengambil tindakan dalam tipe penutupan lahan tertentu untuk memproduksi, mengubah atau mempertahankannya" ( FAO, 1997a; FAO/ UNEP, 1999).
Albert Guttenberg (1959) mengatakan bahwa penggunaan lahan adalah  istilah kunci dalam bahasa perencanaan kota. Umumnya, politik yurisdiksi akan melakukan perencanaan penggunaan lahan dan mengatur penggunaan lahan dalam upaya untuk menghindari konflik penggunaan lahan.  Tanah rencana penggunaan diimplementasikan melalui divisi tanah dan tata cara penggunaan dan regulasi, seperti peraturan zonasi . Konsultasi manajemen perusahaan dan organisasi non-pemerintah sering akan berusaha untuk mempengaruhi peraturan ini sebelum dikodifikasikan.
Penggunaan lahan dan pengelolaan lahan memiliki dampak besar pada sumber daya alam termasuk air, tanah, nutrisi, tanamandan hewan. Informasi penggunaan tanah dapat digunakan untuk mengembangkan solusi untuk masalah pengelolaan sumber daya alam seperti salinitas dan kualitas air.Penggunaan lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas:
1.      Penggunaan lahan tanaman semusim, diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam polanya dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap musim dengan periode biasanya kurang dari setahun.
2.      Penggunaan lahan tanaman tahunan merupakan penggunaan tanaman jangka panjang yang pergilirannya dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara ekonomi tidak produktif lagi, seperti pada tanaman perkebunan.
3.      Penggunaan lahan permanen diarahkan pada lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian, seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan, desa dan sarananya, lapangan terbang, dan pelabuhan.
Dalam evaluasi lahan penggunaan lahan harus dikaitkan dengan tipe penggunaan lahan (Land Utilization Type) yaitu jenis-jenis penggunaan lahan yang diuraikan secara lebih detil karena menyangkut pengelolaan, masukan yang diperlukan dan keluaran yang diharapkan secara spesifik. Setiap jenis penggunaan lahan dirinci ke dalam tipe-tipe penggunaan lahan. Tipe penggunaan lahan bukan merupakan tingkat kategori dari klasifikasi penggunaan lahan, tetapi mengacu kepada penggunaan lahan tertentu yang tingkatannya dibawah kategori penggunaan lahan secara umum, karena berkaitan dengan aspek masukan, teknologi, dan keluarannya.
Sifat-sifat penggunaan lahan mencakup data dan atau asumsi yang berkaitan dengan aspek hasil, orientasi pasar, intensitas modal, buruh, sumber tenaga, pengetahuan teknologi penggunaan lahan, kebutuhan infrastruktur, ukuran dan bentuk penguasaan lahan, pemilikan lahan dan tingkat pendapatan per unit produksi atau unit areal.
Tipe penggunaan lahan menurut sistem dan modelnya dibedakan atas dua macam yaitu :.
1.      Multiple: Tipe penggunaan lahan yang tergolong multiple terdiri lebih dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan secara serentak pada suatu areal yang sama dari sebidang lahan. Setiap penggunaan memerlukan masukan dan kebutuhan, serta memberikan hasil tersendiri.
Sebagai contoh kelapa ditanam secara bersamaan dengan kakao atau kopi di areal yang sama pada sebidang lahan. Demikian juga yang umum dilakukan secara diversifikasi antara tanaman cengkih dengan vanili atau pisang.
2.      Compound: Tipe penggunaan lahan yang tergolong compound terdiri lebih dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan pada areal-areal dari sebidang lahan yang untuk tujuan evaluasi diberlakukan sebagai unit tunggal. Perbedaan jenis penggunaan bisa terjadi pada suatu sekuen atau urutan waktu, dalam hal ini ditanam secara rotasi atau secara serentak, tetapi pada areal yang berbeda pada sebidang lahan yang dikelola dalam unit organisasi yang sama. Sebagai contoh suatu perkebunan besar sebagian areal secara terpisah (satu blok atau petak) digunakan untuk tanaman karet, dan blokatau petak lainnya untuk kelapa sawit. Kedua komoditas ini dikelola oleh suatu perusahaan yang sama.
Sumber:http://jembatan4.blogspot.com/2013/07/tanah-lahan-dan-penggunaan-lahan.html(Diakses Pada Tanggal 9 Mei 2015 Pukul 10:15 WIB)

14.  Sifat-sifat Lahan
Sebagai mana yang diungkapkan oleh Arsyad (1989), “Pengertian sifat lahan yaitu : atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang dapat  diukur atau diperkirakan, seperti tekstur tanah, struktur tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan, temperatur, darinase tanah, jenis vegetasi dan sebagainya”. Sifat lahan merupakan suatu penciri dari segala sesuatu yang terdapat di lahan tersebut yang merupakan pembeda dari suatu lahan yang lainnya. Sifat lahan menunjukkan bagaimana kemungkinan penampilan lahan jika digunakan untuk suatu penggunaan lahan. (Haryani, Poppy. 2011).
Sifat-sifat lahan terdiri dari beberapa bagian yaitu karakteristik lahan, kualitas lahan, pembatas lahan, persyaratan penggunaan lahan, perbaikan lahan (Jamulya, 1991:2).
a.      Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau diestimasi, misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah dan struktur tanah. Satuan parameter lahan dalam survey sumbardaya lahan pada umumnya disertai deskripsi karakteristik lahan.
b.      Kualitas Lahan
Kualitas lahan mempengaruhi tingkat kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu. Kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan yang berpengaruh. Suatu karakteristik lahan yang dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan tertentu, tetapi tidak dapat berpengaruh pada kualitas lahan lainnya.
c.       Pembatas Lahan
Pembatas lahan merupakan faktor pembatas jika tidak atau hampir tidak dapat memenuhi persyaratan untuk memperoleh produksi yang optimal dan pengelolaan dari suatu penggunaan lahan tertentu. Pembatas lahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Pembatas lahan permanen, pembatas lahan yang tidak dapat diperbaiki dengan usaha-usaha perbaikanlahan (land improvement).
2.      Pembatas lahan semetara, pembatas lahan yang dapat diperbaiaki dengan cara pengelolaaan lahan.
d.      Persyaratan Penggunaan Lahan
Persyaratan penggunaan lahan dapat di kelompokan kedalam beberapa bagian yaitu :
1.        Persyaratan ekological seperti: ketersediaan air, unsur hara, oksigen, resiko banjir, dan lain-lain.
2.        Persyaratan pengelolaan, contonya persiapan pembibitan dan mekanisasi selama panen.
3.        Persyaratan konservasi, contohnya control erosi, resiko komplen tanah, resiko pembentukan kulit tanah.
4.        Persyaratan perbaikan, contohnya pengeringan lahan, tanggap terhadap pemupukan.
e.       Perbaikan Lahan
Perbaikan lahan adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas lahan pada sebidang lahan untuk mendapatkan keuntungan dalam meningkatkan produksi pertanian. Perbaikan lahan mutlak dilakukan agar kulaitas lahan dapat terus terjaga dan bermanfaat bagi generasi yang akan datang. (Jamulya, 1991:2).
Sumber : http://kasmatyusufgeo10.blogspot.com/2013/12/tanah-dan-lahan.html(Diakses Pada Tanggal 9 Mei Pukul 11:20 WIB)

15.  Kualitas Lahan
"Kualitas lahan" adalah kompleks atribut lahan yang mempunyai peranan spesi­fik dalam menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk suatu penggu­naan tertentu. Contohnya ketersediaan air, resistensi erosi, bahaya banjir, dan aksesibilitas. "Kriteria diagnostik" adalah suatu peubah yang mem-punyai pengaruh tertentu terhadap hasil (atau input yang diperlukan ) pada penggunaan tertentu, dan peubah ini juga berfung­si sebagai dasar untuk menilai kesesuaian suatu bidang lahan bagi penggunaan tersebut. Peubah ini bisa berupa kualitas lahan, karak­teristik lahan, atau fungsi dari beberapa karakteristik lahan. Beberapa macam kualitas lahan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan produktivitas tanaman adalah:
1.      hasil tanaman
2.      ketersediaan air
3.      ketersediaan hara
4.      ketersediaan oksigen dalam zone perakaran
5.      kondisi bagi per-kecambahan
6.      kemuda­han pengolahan
7.      salinitas atau alkalinityas
8.      toksisitas tanah
9.      ketahanan terhadap erosi
10.  bahaya banjir
11.  rejim suhu, dan
12.  Fotoperiodik.
Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau yang bersifat kompleks dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau lebih karakteristik lahan. Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan karakteristik lahan (FAO, 1976). Hubungan antara kualitas dan karakteristik lahan diberikan pada Tabel berikut :




Tabel 1. Hubungan antara kualitas dan karakteristik lahan yang dipakai pada metode evaluasi lahan .

Khusus dalam hubungannya dengan aktivitas pemba-ngunan dalam sektor pertanian dikenal istilah "penggunaan lahan pertanian" dan "evaluasi lahan pertanian" yang melibatkan berbagai macam kegia­tan. Dalam hubungan ini, kesesuaian lahan juga bermakna sebagai kecocokan suatu bidang lahan bagi penggunaan tertentu. Perbedaan tingkat kesesuaian ini ditentukan oleh hubungan-hubungan (aktual atau yang diantisipasi) antara benefit dan input yang berhubungan dengan penggunaan lahan tersebut. Dengan demikian ada dua macam klasifikasi kese-suaian lahan, yaitu kesesuaian    aktual  dan            kesesuaian       potensial.
Sumber : http://pinterdw.blogspot.com/2012/01/kualiatas-dan-karakteristik-lahan.html(Diakses Pada Tanggal 9 Mei 2015 Pukul 11:30 WIB)
16.  Lahan Kritis
Lahan kritis adalah lahan yang telah mengalami kemerosotan kesuburannya atau lahan yang dalam proses kemunduran kesuburan baik secara fisik maupun kimia dan biologi. Sehingga lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukkannya sebagai media produksi maupun sebagai media tata air.
Lahan kritis memiliki kondisi lingkungan yang sangat beragam tergantung pada penyebab kerusakan lahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi lahan kritis menyebabkan tanaman tidak cukup mendapatkan air dan unsur hara, kondisi fisik tanah yang tidak memungkinkan akar berkembang dan proses infiltrasi air hujan, kandungan garam yang tinggi akibat akumulasi garam sekunder atau intrusi air laut yang menyebabkan plasmolisis, atau tanaman keracunan oleh unsur toksik yang tinggi. Lahan kritis ditandai oleh rusaknya struktur tanah, menurunnya kualitas dan kuantitas bahan organik, defisiensi hara dan terganggunya siklus hidrologi, perlu direhabilitasi dan ditingkatkan produktivitasnya agar lahan dapat kembali berfungsi sebagai suatu ekosistem yang baik atau menghasilkan sesuatu yang bersifat ekonomis bagi manusia.
Faktor Penyebab Lahan Kritis
1.      Perambahan hutan
2.      Penebangan liar (illegal logging)
3.      Kebakaran hutan
4.      Pemanfaatan sumberdaya hutan yang tidak berazaskan kelestarian
5.      Penataan zonasi kawasan belum berjalan
6.      Pola pengelolaan lahan tidak konservatif
7.      Pengalihan status lahan (berbagai kepentingan)
             Penebangan hutan yang tidak terkendali yang diikuti perladang berpindah akan berakibat:
a.       Lahan terbuka, sehingga butiran hujan akan langsung menerpa tanah dan butiran tanah akan hancur dan terlepas
b.      Aliran permukaan akan menghanyutkan butiran tanah yang terlepas, sekaligus membawa humus dan unsur hara
c.       Hanyutnya butiran tanah, humus dan unsur hara akan menurunkan kesuburan tanah
d.      Pengelolaan lahan dengan tanaman yang sama terus menerus tanpa adanya usaha mengembalikan unsur hara yang terbawa dari hasil panen akan mengakibatkan pengurasan hara tertentu yang akan mengganggu  keseimbangan hara dalam tanah, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
        Pembakaran yang tidak terkontrol terutama dalam persiapan lahan akan mengakibatkan:
a.       Hilangnya sumber bahan organik dan humus tanah
b.      Terganggunya kehidupan dan kegiatan jasad renik
c.       Hilangnya unsur hara tertentu seperti Nitrogen
d.      Menurutnya fungsi penyimpangan dan penyediaan air serta hara.         
            Sosial/faktor dan status tanah yang komplek, kesadaran dan motivasi yang kurang juga akan mempercepat lahan menjadi kritis. Tanah ulayat/tanah nagari sering tidak dikelola secara baik. Ini disebabkan banyak hal, terutama kekurangan tenaga penggarap, sehingga lahan tersebut dibiarkan terbuka.
 Akibat dari lahan kritis
1.      Daya resap tanah terhadap air menurun sehingga kandungan air tanah berkurang yang mengakibatkan kekeringan pada waktu musim kemarau.
2.      Terjadinya arus permukaan tanah pada waktu musim hujan yang mengakibatkan bahaya banjir dan longsor.
3.       Menurunnya kesuburan tanah, dan daya dukung lahan serta keanekaragaman hayati
4.      Krisis air bersih
5.      Meluasnya penyakit tropis seperti malaria, demam berdarah, dan diare
6.      Kebakaran hutan
7.      Hilangnya jutaan spesies flora dan fauna karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan suhu bumi.
Gambar dampak dari lahan kritis :  

Penanggulangan Lahan Kritis
1. Upaya Konservasi Lahan
Dalam upaya penganggulangan lahan kritis diperlukan upaya konservasi lahan. Konservasi lahan adalah usaha pencegahan kerusakan, memperbaiki kerusakan, pemeliharaan dan mempertahankan kesuburan lahan serta meningkatkan kesuburan lahan. Kemudian dilakukan Usaha Tani Konservasi, yaitu model usaha tani yang menerapkan kaidah-kaidah konservasi. Untuk usaha tani lahan kering paling tepat menggunakan / melibatkan tanaman pohon, yang memberikan beberapa keuntungan, yaitu:
a.       Sebagai pendapatan jangka panjang (tabungan hijau)
b.      Kesejukan, kesegaran, keindahan, dan kesehatan bagi manusia
c.       Perlindungan tanah dan air dari matahari dan hujan.
Beberapa tindakan memperkuat konservasi tanah dan air dapat dilakukan melalui: a. Pengaturan pola tanam yang tepat
b. Pengolahan tanah menurut kontur
c. Gunakan Baha organic
d. Letakkan sisa tanaman/mulsa sepanjang kontur
e. Diversifikasi usahatani termasuk tanaman pohon
f. Pemeliharaan  atau pembuatan hutan diatas lereng
g. Perlindungan tanah dengan tanaman penutup tanah
h. Ternak dikandangkan.

2.      Pemanfaatan Mikoriza
            Pemanfaatan mikoriza merupakan suatu bentuk asosiasi cendawan dengan akar tanaman tingkat tinggi, merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas lahan kritis. Karakteristik asosiasi mikorisa ini memungkinkan tanaman untuk memperoleh air dan hara dalam kondisi lingkungan yang kering dan miskin unsur hara, perlindungan dari patogen akar dan unsur toksik dan secara tidak langsung melalui perbaikan struktur tanah.
            Hal ini dimungkinkan karena mikoriza memiliki jaringan hipa eksternal yang luas dan diameter yang lebih kecil dari bulu-bulu akar, enzim fosfatase dan sekresi hipa lainnya serta terbentuknya mantel hipa yang melindungi akar secara fisik. Pemanfaatan jenis-jenis isolat cendawan mikoriza harus disesuaikan dengan tanaman inangnya, karena seringkali cendawan tertentu hanya dapat membentuk mikoriza dengan tanaman inang tertentu pula.  Lahan alang-alang adalah salah satu bentuk lahan kritis yang sangat luas di Indonesia. Alang-alang bisa tumbuh dan berkembang pada lingkungan tanah yang ekstrim karena membentuk mikoriza dengan berbagai cendawan. Rehabilitasi lahan alang-alang dapat dilakukan dengan tanaman yang bermikoriza, baik untuk tanaman pangan, perkebunan, penghijauan maupun hutan tanaman industri. Tanaman bermikoriza akan mampu bertahan dari kondisi kering , miskin hara serta kondisi fisik tanah yang kurang baik.
Mikoriza, suatu bentuk asosiasi mutualistis antara cendawan dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, memiliki spektrum yang sangat luas baik dari segi tanaman inang, jenis cendawan, mekanisme asosiasi, efektivitas, mikrohabitat maupun penyebarannya. Pertumbuhan tanaman meningkat dengan adanya mikoriza karena meningkatnya serapan hara, ketahanan terhadap kekeringan, produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh, perlindungan dari patogen akar dan unsur toksik. Sedangkan cendawan mendapat manfaat dari suplai hasil fotosintat dan tempat berkembang.
Sumber:http://yuni-widia.blogspot.com/2011/12/vbehaviorurldefaultvmlo.html(Diakses Pada Tanggal 8 Mei Pukul 21:00 WIB)

17.  Kerusakan Lahan

Kerusakan lahan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lahan tidak lagi dapat berfungsi secara optimal dalam menunjang pembangunan berkelanjutan (PERMEN RI No.4/2001). Dari pengertian diatas bahwa kerusakan lahan merupakan lahan yang tidak dapat berfungsi secara optimal sehingga dapat menyebabkan lahan kritis yang dapat disebabkan oleh faktor perusak lahan. Banyak faktor yang dapat merusak lahan, menurut UU No. 41/2009 penyebab kerusakan lahan ialah makin meningkatnya pertambahan penduduk serta perkembangan ekonomi dan industri yang mengakibatkan terjadinya degradasi, alih fungsi, dan fragmentasi lahan pertanian. Secara garis besar, penyebab kerusakan lahan disebabkan oleh 2 hal yaitu:
1.    Natural hazards, dimana secara instrinsik lahan mempunyai potensi untuk mengalami kerusakan
2.    Manusia, dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak tepat (Baskoro dkk, 2010).  Salah satu bentuk kerusak lahan pertanian yang disebabkan oleh faktor diatas yaitu erosi. Erosi adalah proses berpindahnya/terangkutnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain (Sinukaban, 1989). 
Kerusakan lahan merujuk kepada penurunan kapasitas lahan bagi produksi atau penurunan potensi bagi pengelolaan lingkungan (Pieri, dkk,. 1995). Menurut Pieri,dkk,. (1995), kerusakan lahan dapat berupa :
1.    erosi air
2.    erosi angin
3.    penurunan kesuburan tanah
4.    kehilangan bio-aktifitas tanah
5.    penggaraman
6.    water logging
7.    penurunan muka air tanah
8.    pencemaran tanah
9.    deforestation
10. perusakan hutan
11. pengrusakan padang penggembalaan
12. desertification.
Kerusakan lahan juga dapat terjadi karena peristiwa alam (gempa, longsoran, perubahan iklim), perbuatan manusia atau penggabungan peristiwa alam dengan perbuatan manusia (Notohadinegoro, 1986).
Sumber : http://ikqra1978.blogspot.com/2012/10/erosi-dan-dampaknya-sebagai-bentuk.html(Diakses Pada Tanggal 7 Mei 2015 Pukul 21:25 WIB)
Dampak Kerusakan Lahan/ Tanah Kerusakan lahan atau tanah dapat menyebabkan berbagai dampak antara lain terjadinya erosi dan sedimentasi serta masih banyak hal yang ditimbulkan. Erosi mempunyai beberapa akibat buruk yaitu .
1.      Penurunan kesuburan tanah.
2.      Menurunnya produksi sehingga akan mengurangi pendapatan petani.
Beberapa Faktor penyebab terjadinya erosi tanah antara lain :
1.      Adanya curah hujan yang tinggi
2.      vegetasi penutup lahan yang kurang
3.      Kemiringan lereng dan tata guna lahan yang kurang tepat.
4.      Pendangkalan sungai untuk mengalirkan juga berkurang dan menyebabkan bahaya banjir.
5.      Pendangkalan saluran pengairan mengakibatkan naiknya air kedasar saluran, mengurangi luas lahan pertanian yang mendapat aliran irigasi.
Kerusakan sumber daya air selain banjir dan erosi adalah kekeringan dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Kerusakan sumber daya tanah dan air merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena sebagai sumber daya alam,tanah mempunyai peranan yang sangat penting. Sebagai sumber unsur bagi tumbuhan dan sebagai media akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tanah tersimpan. Erosi yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan sedimentasi. Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh Air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudiandiendapkan.
Sumber: http://forester-untad.blogspot.com/2013/11/faktor-penyebab-dan-dampak- degradasi.html (Diakses Pada Tanggal 7 Mei 2015 Pukul 21:00 WIB)
18.  Degradasi Lahan

Degradasi lahan merupakan menurunnya kualitas dan kuantitas suatu lahan yang meliputi beberapa aspek, seperti aspek fisika tanah, kimia tanah, biologi tanah, pada suatu luasan lahan. Dalam praktek budidaya pertanian sendiri sering akan menimbulkan dampak pada degradasi lahan. Dua faktor penting dalam usaha pertanian yang potensial menimbulkan dampak pada sumberdaya lahan, yaitu tanaman dan manusia (sosio kultural) yang menjalankan pertanian. Diantara kedua faktor, faktor manusia  yang dapat memberikan dampak positip atau negatip pada suatu lahan, tergantung dalam pengelolaan pertanian yang dilakukan. Apabila dalam menjalankan pertaniannya benar maka akan berdampak positip, namun apabila cara menjalankan pertaniannya salah maka akan berdampak negatif. Kegiatan menjalankan pertanian atau cara budidaya pertanian yang  menimbulkan dampak antara lain meliputi kegiatan pengolahan tanah, penggunaan sarana produksi yang tidak ramah lingkungan (pupuk dan insektisida) serta sistem budidaya termasuk pola tanam yang mereka gunakan.
Sumber : http://andikks.blogspot.com/2012/06/degradasi-lahan_05.html (Diakses Pada Tanggal 9 Mei 2015 Pukul 10:10 WIB)

Faktor penyebab dan dampak Degradasi Lahan  

Faktor alami penyebab degradasi tanah antara lain:
·      Areal berlereng curam
·      Tanah yang muda rusak
·      Curah hujan intensif, dan lain-lain.
Faktor degradasi tanah akibat campur tangan manusia baik langsung maupun tidak langsung lebih mendominasi dibandingkan oleh faktor alami, antar lain:
·      Perubahan populasi
·      Marjinalisasi penduduk
·      Kemiskinan penduduk
·      Masalah kepemilikan lahan
·      Ketidakstabilan politik dan kesalahan pengelolaan
·      Kondisi sosial dan ekonomi
·      Masalah kesehatan
·      Pengembangan pertanian yang tidak tepat.
·      Penebangan hutan pada lahan yang kritis.
·      Penebangan secara berlebihan dari vegetasi
·      Penanaman yang selalu berganti
·      Penggembalaan yang berlebih
·      Ketidakseimbangan penggunaan pupuk dan praktek managemen konservasi lahan yang salah.
·      Pemompaan air tanah yang berlebih.
Diatas adalah beberapa faktor yang mana disebabkan oleh campur tangan manusia yang mengakibatkan erosi tanah.
Sumber : http://pinterdw.blogspot.com/2012/06/penyebab-degradasi-lahan.html(Diakses Pada Tanggal 9 Mei 2015 Pukul 11:30 WIB)


Life Insurance: Back to Basics Life Insurance : A Slice of History The modern insurance contracts that weve today for example life insurance, originated coming from the practice of merchants inside the 14th century. It‘s also been acknowledged that different strains of security arrangements have been set up since time immemorial and somehow, they‘re akin to insurance contracts in its embryonic form. The phenomenal development of life insurance from almost nothing one hundred years back to its present gigantic proportion Isn‘t from the outstanding marvels of present-day business life. Essentially, life insurance became perhaps one of the felt necessities of human kind because of the unrelenting interest in economic security, the growing need for social stability, and also the clamor for protection against the hazards of cruel-crippling calamities and sudden economic shocks. Insurance is not a rich man’s monopoly. Gone are the times when just the social elite are afforded its protection because during this modern era, insurance contracts are riddled using the assured hopes of many families of modest means. It‘s woven, because it were, straight into the very nook and cranny of national economy. It touches upon the holiest and the majority sacred ties inside the lifetime of man. The adore of parents. The adore of wives. The adore of youngsters. As well as the adore of business. Life Insurance as Financial Protection A life insurance policy pays out an agreed amount generally mentioned like the sum assured under certain circumstances. The sum assured inside a life insurance policy is supposed to answer for the financial needs along with your dependents in case of your respective death or disability. Hence, life insurance offers financial coverage or protection against these risks. Life Insurance : General Concepts Insurance is really a risk-spreading device. Basically, the insurer as well as insurance company pools the premiums paid by all of their clients. Theoretically speaking, the pool of premiums answers to the losses of each and every insured. Life insurance is really a contract whereby one party insures somebody against loss from the death of another. An insurance on life is really a contract through which the insurer (the insurance company ) for any stipulated sum, engages to pay out a particular amount of cash if another dies inside the time limited from the policy. The payment from the insurance money hinges upon the loss of life and in its broader sense, life insurance includes accident insurance, since every daythe world is insured under either contract. Therefore, the life insurance policy contract is involving the policy holder (the assured ) and also the life insurance company (the insurer ). In return for that protection or coverage, the policy holder pays a premium for the agreed time period, dependent upon the kind of policy purchased. Inside the same vein, it is very important note that life insurance is really a valued policy. Which means that it isn‘t a contract of indemnity. The interest of individual insured in hi or another person’s every daythe world is generally not susceptible of a precise pecuniary measurement. You merely cannot put a price tag on the person’s life. Thus, the measure of indemnity is whichever is fixed inside the policy. However, the interest of somebody insured becomes susceptible of exact pecuniary measurement if it‘s an instance involving a creditor who insures the life of the debtor. During this particular scenario, the interest from the insured creditor is measurable since it is driven by worth of the indebtedness. Common Life Insurance Policies Generally, life insurance policies tend to be marketed to cater to retirement planning, savings and investment purposes aside from those mentioned above. As an example, an annuity can alright provide an income in your retirement years. Whole life and endowment participating policies or investment linked plans (ILPs ) in everyday life insurance policies bundle together a savings and investment aspect together with insurance protection. Hence, for a similar level of insurance coverage, the premiums will cost you greater than purchasing a pure insurance product like term insurance. The upside of those bundled products is the fact that they tend to develop cash as time passes and they‘re eventually paid out when the policy matures. Thus, in case your death benefit is coupled with cash values, the latter is paid out when the insured dies. With term insurance however, no cash value build up could be had. The common practice in many countries is that the marketing of bundled products as savings products. This really is one unique facet of modern insurance practice whereby section of the premiums paid from the assured is invested to develop cash values. The drawback of the practice though is that the premiums invested become subjected to investment risks and in contrast savings deposits, the guaranteed cash value can be lower than the entire level of premiums paid. Essentially, like a future policy holder, you must have a thorough assessment of your respective needs and goals. It‘s only after this step where one can carefully choose the life insurance product that best suits your requirements and goals. In case your target is to guard your family’s future, be certain that the merchandise you‘ve chosen meets your protection needs first. Real World Application It‘s imperative in order to make the foremost away from your money. Splitting your daily life insurance on multiple policies can help you save more income. In case you die while your children are 3 & 5, you‘ll need much more life insurance protection than if your children are 35 & 40. Let us say your children are 3 & 5 now and in case you die, they‘re going to need a minimum of $2, 000, 000 to reside, to visit college, etc. Rather than getting $2, 000, 000 in permanent life insurance, which will certainly be outrageously expensive, just aspire to term life insurance : $100, 000 for permanent life insurance, $1, 000, 000 for any 10-year term insurance, $500, 000 for any 20-year term insurance, and $400, 000 of 30 years term. Now this really is very practical because it covers all that is necessary. In case you die and also the kids are 13 & 15 or younger, they‘re going to get $2M ; when the age is between 13-23, they get $1M ; if between 23-33, they get $500, 000 ; if after that, they still get $100, 000 for final expenses and funeral costs. This really is perfect for insurance needs that changes as time passes because like the children grow, your financial responsibility also lessens. Like the 10, 20, and 30 years term expires, payment of premiums also expires thus you are able to choose to make use of that cash to take a position in stocks and take risks by it. Inside a world run from the dictates of cash, everyone wants financial freedom. Who does not? However we all NEED financial SECURITY. The majority of folks lose sight of the important facet of monetary literacy. They invest everything and risk everything in order to make more but they finish up losing the majority of it, otherwise all- this can be a fatal formula. The very best approach is to bring a portion of your respective money and put money into financial security after which take the remainder of them and put money into financial freedom. Ultimately, your financial plan is consistently evolving because you‘re constantly evolving. You can’t set a plan after which forget it. You have to keep an open eye in your money to ensure It‘s working hard because that cash needs to feed you for the following 20-30+ years that you may be in retirement. You‘ve to understand how to feed your hard earned money now to ensure that it may feed you later. credit cards with cash back credit card reader credit card instant approval online apply credit card bad credit credit cards credit card selection online visa card pay with credit card credit card charges visa or mastercard credit card machine apply a credit card small business credit cards prepaid debit cards visa debit card mbna credit card credit card terminal card credit application credit card generator credit card balance credit card numbers credit card transfer credit card interest rates credit card interest gold card credit card online best rate credit cards credit card low interest visa card online online credit card how to aplly a credit card 0 interest credit cards debit card

0 Response to "Konsep-konsep Evaluasi Lahan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel